Sabtu, 14 Desember 2013

Perbedaan Kurikulum 2013 Dan kurikulum KTSP

Mulai tahun 2013, sistem pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum baru, kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan konsep baru pengembangan dari kurikulum sebelumnya yakni kurkulum KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah berjalan sejak tahun 2006 di Indonesia.

Secara mendasar sistem kurikulum 2013 berorientasi pada pemusatan sistem silabus, kesinambungan materi  yang terintegrasi dan keterikatan prestasi dengan budi pekerti. Konsep ini tergolong anyar dan sangat berbeda dengan konsep terdahulu yang masih berbasis separasi konten dan desentralisasi sistem silabus dan materi.

Bagi para pengajar perubahan sistem ini memang memerlukan telaah lebih jauh, karena tanpa memahami konsep kurikulum secara utuh proses belajar mengajar akan sulit berjalan lancar sesuai target kurikulum. Apalagi banyak perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan kami berikan beberapa perbedaan yang mendasar dari sistem kurikulum 2013 dengan sistem kurikulum KTSP:

1       Sentralisasi vs Desentralisasi
    Secara khusus kurikulum 2013 menetapkan sistem penyusunan silabus berada dalam wewenang penuh pemerintah, atau DepDikNas. Artinya pihak pengajar hanya melakukan pengkajian dan penelaahan atas jabaran  isi silabus tersebut kepada siswa. Berbeda dengan periode sebelumnya ketika pengajar sepenuhnya terlibat dalam proses penyusunan silabus. Sehingga dengan sendirinya pengajar memahami dengan utuh isi silabus. Metode sentralisasi diharapkan akan membantu siswa mendapat kualitas materi yang setara baik di daerah maupun di pusat.

2          Integrasi vs Separasi
    Dalam konsep materi, kurikulum 2013 menggunakan sistem yang menyatukan konten materi beberapa pelajaran dengan konsep yang terintegrasi dan berkesinambungan.Tidak hanya itu tujuan kompetensinya juga berkaitan. Terutama untuk siswa kelas 1 -3 SD, sistem ini semakin nyata dengan penyampaian seluruh materi pelajaran dalam satu buku dengan integrasi konten, tema dan kompetensi. Hal ini jelas berbeda dengan konsep kurikulum KTSP yang memisahkan setiap pelajaran dengan konten, kompetensi dan tematik yag tidak berkaitan sama sekali. 

3       Sistem pengajaran
      Untuk mengembangkan konsep integrasi tadi, maka pada kurikulum 2013 ini sistem penyampaian materi dan sistem pendekatan dalam penjabaran materi bersifat saling terkait dengan metode yang berkesinambungan. Perubahan besar dari sistem lama yang memberikan sistem pendekatan yang berbeda untuk tiap pelajaran sesuai dengan konsep keilmuannya.

4.      Perbedaan orientasi
     Orientasi utama kurikulum KTSP lebih pada unsur pengetahuan dan pemahaman materi. Hal ini jelas berbeda dengan orientasi kurikulum 2013 yang justru lebih fokus pada pembentukan kepribadian, karakter dan ketrampilan tanpa melepaskan unsur pengetahuan sama sekali.

5       Posisi bahasa Indonesia
      Pada kurikulum sebelumnya, bahasa Indonesia berada pada posisi yang setara dengan pelajaran lain. Tetapi pada kurikulum 2013 ini, siswa diharapkan menjadikan bahasa Indonesia pengetahuan dasar dalam memahami ilmu pengetahuan. Semua materi berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia dan memiliki keterkaitan kompetensi dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.

6       Tidak ada penjurusan
     Pada level SMA, tidak ada lagi sistem penjurusan kelas IPA atau IPS dan bahasa pada kurikulum 2013 ini. Semua terintegrasi menjadi satu dengan sistem khusus. Sistem ini tetap memberi ruang penjurusan dengan metode pemilihan pelajaran, ada pelajaran wajib, pelajaran minat, pendalaman minat dan sebagainya. Ini berbeda sekali dengan metode kurikulum KTSP yang membuat penjurusan sejak kelas 9.

7.       Spesifikasi SMK
     Karena tidak ada lagi penjurusan pada SMU, maka sistem yang hampir serupa juga muncul pada sisem SMK di kurikulum 2013. Penjurusan hanya berupa pilihan mata pelajaran minat. Tidak ada lagi sistem pemisahan kelas seperti pada sistem penjurusan di kurikulum KTSP lalu.

Itu tadi beberapa perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP. Perbedaan yang cukup besar ini ternyata juga menyulitkan pihak pengajar dan bimbingan belajar yang secara spesifik juga mendasarkan sistem pengajarannya dengan kurikulum. 

Padahal dengan adanya masa adaptasi seperti sekarang, ketika proses belajar mengajar belum mencapai kondisi stabilnya, maka kebutuhan lembaga bimbingan belajar sebagai media pembantu dalam pemahaman materi semakin dibutuhkan.

Lalu bila pihak bimbingan belajar justru ikut kesulitan dalam menelaah kurikulum 2013 dan memasukannya dalam modul yang berkualitas, bagaimana jadinya?

Anda bisa membeli produk softcopy modul bimbel dari Oscas dengan kualitas terbaik dalam memasukan materi dan konten pelajaran kurikulum 2013 dalam modul yang mudah dicerna dan dipahami.  Untuk info lebih lanjut Anda bisa lihat di  www.modulbimbinganbelajar.com.

Inovasi Tiada Henti

Kami OSCAS

Menjual Softcopy Modul Bimbel

Berkualitas dan Terjangkau


Untuk Melihat Contoh modul OSCAS klik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar